Thursday, April 25, 2013

Pembinaan Seni Budaya di Desa Wisata Kandri Oleh Tim Disbudpar Kota Semarang




Seni Budaya tradisional adalah salah satu atraksi wisata yang diunggulkan di Desa Wisata Kandri selain pesona alam dan kera ekor panjang. Untuk menggali kekayaan budaya lokal untuk ditampilkan dalam sebuah pagelaran perlu pembinaan dan pelatihan yang rutin dan terarah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang melalui tim kecil yaitu Pak Haryadi Dwi Prasetyo dan Pak Hera selalu aktif melakukan pembinaan di Desa Wisata Kandri setiap Minggunya. 

Tuesday, April 23, 2013

Pengertian Desa Wisata


Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang 
masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata.

Selain berbagai keunikan, kawasan desa wisata juga harus memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh kawasan desa wisata antara lain adalah sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan juga akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata menyediakan sarana penginapan berupa pondok-pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung pun turut merasakan suasana pedesaan yang masih asli.

Saat ini, Kota Semarang memiliki Tiga buah kawasan desa wisata yang tersebar di berbagai wilayah Gunung Pati dan Mijen Kota Semarang. Desa-desa wisata tersebut adalah desa wisata Kandri, Wonolopo, dan Nongkosuwit. Di Dalam Blog ini anda akan mendapatkan informasi tentang Desa Wisata Kandri Gunung Pati Kota Semarang

Monday, April 22, 2013

Website Sahabat Kandri

1. Free Website Monitoring By Monitor Beach
Monitor beach is a website monitoring company that can help your business reduce down time, increase your server performance and help you reduce the risk of failed internet transaction and loss of revenue.
2. Entretien M�nager Et Nettoyage
Entretien m�nager et nettoyage entretien m�nager m�nage-poly�, service de nettoyage - femme de m�nage recherch�? Confiez nous la corv�e de votre m�nage. Produits
3. Adelstitelvermittlung - Adelstitel Kaufen - Durch Adoption
Deutscher graf vermittelt adelstitel durch heirat oder adoption. Adelstitel kaufen, adelstitel durch adoption. Erhalten sie in kurzer zeit einen prinz-, grafen- oder freiherrntitel. Kein k�nstlername sondern ein echter adelstitel www. Adelstitel. Us
4. Dr. Titel - Adelstitel - Honorarkonsul - Die Titelmacher.com
Wir vermitteln dr. Titel, prof. Titel, adelstitel und honorarkonsul. Dr. Titel kaufen, adelstitel kaufen, honorarkonsul vermittlung, titelvermittlung, master, bachelor, diplom, abitur
5. Website Creations - Established And Professional Sites For Sale
Professional development of video websites, niche content websites, ebook websites, and automated software store websites. Each website is seo optimized, full of plr articles, and attractively designed for maximization of advertising income.
6. Sack Truck And Trolley Manufacturer
The uk's leading designer and manufacturer of hand truck, carts, trolleys and platform trucks. Supplying major blue chips throughout the world.
7. Criminal Defense Lawyers
Texascrimelawyer. Com is your source for criminal defense lawyers in texas. Search for attorneys, law firms, legal articles and resources dealing with criminal law in texas.
8. Electronic, Computer & Medical Equipment World
Progress electronics, computers and medical equipment must be achieved by all the people of indonesia and the world. Therefore this website is dedicated to provide information related to it.
9. Discount Shopping Online
Discount online shopping with the worlds most popular shopping malls, boutiques, shops, warehouses, dropshipping and outlets, it is all about good shopping

Monday, April 15, 2013

Thursday, April 11, 2013

Agenda Desa Wisata Kandri Tahun 2013


Berikut Agenda Desa Wisata Kandri berupa kegiatan tradisi budaya dan kearifan lokal yang dikembangkan dalam rangka mamayu hayunining bawono. Kemasan acara tidak merubah prosesi dan tradisi yang sudah berlangsung secara turun menurun sejak nenek moyang, namun hanya ditampilkan secara lebih menarik agar pengunjung dapat menikmati atraksi wisata budaya di desa wisata kandri.

Budaya Bersih Sumber Air Kampung Kandri

TEMPO.CO , Semarang--Rombongan warga berpakaian tradisonal khas Jawa di berjalan beringinan ke ujung kampung desa Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Kamis 11 April 2013. Mereka menyusuri jalan kecil menuju sumber air Sendang Gede. Di perempatan jalan menuju ke arah sumber sekelompok pemain musik gamelan yang dilengkapi lesung telah menyambut warga dengan irama gending.
Warga pun memasuki lingkungan sumber air Sendang Gede atau sering disebut tuk, untuk menguras air dilanjutkan dengan doa dan makan bersama oleh sajian nasi Tumpeng, nasi Golong dan nasi Goa. Mereka juga asik menikmati sajian ketoprak Lesung yang sebelumnya diawali tari sendang suci dan iringan kesenian Kempling, semacam kelompok rebana khas desa Kandri.

"Ini ritual pertama kali yang dirayakan secara besar," ujar Ahmad Supriyadi, sesepuh desa Kandri, penjaga sumber Sendang Gede, usai memimpin ritual bersih sumber air, Kamis 11 April 2013.

Menurut Supriyadi, kegiatan bersih-bersih sumber air itu sebelumnya dilakukan secara sederhana. Hanya melakukan pengurasan di sumber air, kemudian baca doa dan makan bersama warga. Ritual budaya kali ini sengaja digelar meriah untuk memunculkan semangat cinta lingkungan bertepatan dengan peringatan hari air dan hari bumi sedunia. ?Kalau tidak begini nanti lama-lama generasi muda tak paham makna yang terkandung dalam cinta alam dan sumber kehidupan,? ujar Supriyadi menambahkan.

Kegiatan itu biasa dilakukan setiap tahun pada hitungan Jawa, tepatnya bulan Jumadilakhir hari Kamis Kliwon. Warga yang tak asing dengan ritual itu telah siap dengan sajian Tumpeng, Sego Gua, dan Sego Bolong yang punya makna filosofis sendiri.

Ketua panitia Ritual Adat Bersih Sumber Air Kampung Wisata Kandri, Hariyanto menjelaskan makna sejumlah sajian makanan yanga ada. Di antaranya Sego Golong yang dikemas dalam sembilan bungkusan itu sebagi simbol kesatuan Waligsongo yang dulu menamakan kampung Kandri. Sedangkan Sego Guo yang dimasak dalam bambu lengkap dengan lauk pauknya mengartikan sebagai menyatunya rasa dalam olahan, simbul kesatuan warga. "Sedangkan tumpeng menyimbulkan satu doa agar keinginan dari warga kampung tetap sejahtera," ujar Hariyanto.

Kegiatan besih sumber air ini menurut sang penjaga sumber, Ahmad Supriyadi, sebagai syukur terhadap tuhan yang menganugerahi kekayaan alam di kampungnya. Ini dilakukan dengan menjaga tradisi yang baik, melindungi alam dengan cara bersih lingkungan agar tak murka kepada manusia.

Ritual yang menampilkan musik tardisonal itu pun bukan tanpa alasan, konon terkait dengan sumber air yang sangat besar dan kemudian bisa diredam dengan menutup mata air dnegan alat musik gong dan aneka jadah atau makanan ringan dari warga. 
Sumber : Tempo

Menjaga Ketersediaan Air dengan Nyadran Kali

SEMARANG – Ratusan orang mengikuti prosesi adat Nyadran Kali di Desa Wisata Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang kemarin. Mereka membawa beberapa sesaji, seperti gong, kepala kerbau, sego golong, jaddah, dan sego guo yang diarak menuju sebuah mata air bernama Sendang Gede.

Acara tersebut merupakan acara tahunan yang dilakukan warga Desa Kandri dalam rangka memelihara ketersediaan air dan puji syukur kepada Tuhan. Prosesi adat diawali dengan membersihkan sendang, mengarak sesaji, meletakkan sesaji ke sendang dan diakhiri dengan makan bersama.

Lurah Desa Kandri, Akhyat mengatakan, acara Nyadran Kali merupakan kegiatan masyarakat Desa Kandri untuk melestarikan kebudayaan warisan nenek moyang. Acara tahunan ini digelar setiap Kamis Kliwon di bulan Jumadil Akhir. “Selain melestarikan budaya leluhur, acara ini merupakan wujud syukur kami kepada Tuhan karena desa kami tidak pernah kekurangan air.” “Kami menganggap sendang memiliki peranan penting sebagai sumber penghidupan masyarakat. Untuk itu, harus dibersihkan dan diuri-uri,” katanya.

Menurut Akhyat, tahun ini ada perbedaan dalam prosesi Nyadran Kali. Jika biasanya hanya dilakukan dengan membersihkan sendang dan selametan, maka kali ini upacara dikemas dalam sebuah prosesi adat dengan berbagai pertunjukan yang lebih menarik, yakni kesenian tradisional Ketoprak Trutug, tari tradisional Matirto Suci dan Rebana Kempling.

“Karena Kandri telah menjadi desa wisata, maka kami mengemas prosesi adat Nyadran Kali menjadi sebagus mungkin. Kami berharap akan banyak turis baik lokal maupun mancanegara berkunjung ke desa kami karena tertarik dengan prosesi adat ini,” ucapnya.

Selain membawa sesaji, warga Desa Kandri, terutama ibu-ibu, datang ke sendang dengan membawa makanan dari rumah masing-masing. Mereka menggelar daun pisang di sepanjang jalan menuju sendang dan meletakkan makanan di atas daun tersebut.

 “Ini adalah bentuk kebersamaan kami, adat ini sudah berlangsung sejak lama. Ibu-ibu membawa makanan untuk suaminya yang sedang gotong royong membersihkan sendang. Makanan kemudian ditaruh di atas daun pisang dan dimakan bersama-sama,” kata Masduki, ketua panitia Nyadran Kali.

Sementara itu, Supriyadi, juru kunci Sendang Gede, menceritakan asal-muasal prosesi adat Nyadran Kali. Menurutnya, konon sendang di Desa Kandri memiliki mata air yang sangat besar. Masyarakat khawatir, air yang keluar dari sendang akan membanjiri desa. Akhirnya masyarakat berinisiatif untuk menutup mata air dengan gong, jaddah dan kepala kerbau.

“Untuk itulah setiap tahun kami membawa gong, jaddah dan kepala kerbau diarak menuju sendang tidak lain untuk mengenang peristiwa tersebut sebagai bentuk kepedulian masyarakat dalam melestarikan budaya leluhur,” kata Supriyadi. andika prabowo

Lesung Dijadikan Obyek Wisata Khas Gua Kreo

GUNUNGPATI-Waduk Jatibarang yang masih dalam proses pengerjaan diharapkan dapat menunjang potensi Wisata Goa Kreo. Pengunjung tidak hanya dimanjakan atraksi kera liar melainkan juga pemandangan indah Waduk Jatibarang.

Hal itu disampaikan Kepala Satuan Kerja Non-Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Waduk Jatibarang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Mochamad Mazid. Dikatakannya, ditargetkan Waduk Jatibarang akan rampung November 2013.

“Pembangunan masih dalam tahap pembuatan terowongan pengelak, terowongan intip, dan sliwing way. Terowongan pengelak berfungsi mengalihkan aliran air dari Kali Kreo ke bendungan dengan diameter 5,6 meter. Sedangkan daerah tangkap air seluas 54 kilometer persegi dengan tinggi pondasi waduk 77 meter,” terangnya dalam sarasehan di Dusun Talun Kacang Goa Kreo, Kelurahan Kandri, Gunungpati, kemarin (28/6).

Selain Goa Kreo, saat ini Desa Kandri juga memiliki aset wisata lain. Di antaranya pohon bambu yang beraroma khas. Masyarakat sekitar mengatakan aromanya seperti bau kopi. Kemudian adanya monyet ekor panjang dengan nama latin Macaca fascicularis. 

Budaya Menarik

 
Kebiasaan masyarakat yang kini menjadi budaya juga layak ditawarkan. Seperti Rewanda yang biasanya dilakukan saat bulan Syawal. Rewanda adalah ritual memberikan buah-buahan ke monyet di Gua Kreo. Kemudian Nyadran Siwarak ritual sebelum puasa, dan waktunya ditetapkan pada Minggu Pon, setiap Rejeb.

Kebudayaan lain yang dapat ditawarkan adalah permainan lesung dan pukul kentongan yang dimainkan oleh warga. Dua acara tersebut ikut meramaikan sarasehan yang dihadiri masyarakat dan perwakilan sejumlah SKPD Kota Semarang, kemarin. Kesenian ini akan dijadikan obyek wisata khas di kawasan tersebut.

Kepala Seksi Produk Pariwisata Disparta Jateng, Agung Satrio Prakosa menyatakan, di Jateng terdapat 115 desa wisata. Antara lain di Purbalingga dan Sragen. 
Dia menyatakan sangat antusias bila Desa Kandri berkeinginan menjadi desa wisata. Apalagi keinginan itu berasal dari warga sendiri.
“Biasanya desa wisata akan lebih baik jika muncul dari warga, bukan dari pemerintah yang menunjuknya,”  imbuh Agung.

Lurah Kandri, Akhiyat meminta bimbingan SKPD seperti Dinas Bina Marga, Dinas Pariwisata terkait pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana serta pemberdayaan masyarakat di sekitar objek wisata Gua Kreo. (K18-JBSM/16)
Sumber : Harsem

Cerita Tanah Hilang dan Munculnya Desa Wisata

TRADISI nyadran di Dusun Siwarak, RW2, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati tahun ini lebih semarak dibanding sebelumnya. Ratusan orang tua, muda, maupun anak-anak terlibat langsung dalam kegiatan yang sekaligus peringatan Isra Miraj Muhammad SAW.

Acara berlangsung Minggu (3/6) pagi, diawali dengan arak-arakan. Barisan itu menceritakan legenda dusun tersebut. Di bagian depan ada ibu-ibu dan bapak-bapak dengan pakaian tradisional. Mereka menggambarkan warga yang sejahtera karena hidup sebagai petani dengan panen melimpah. Setelah itu, ada barisan warak dan kera-kera.

Warak digambarkan dalam bentuk binatang mirip badak bercula satu dengan kulit hitam legam.

Hewan tersebut dibuat dengan kerangka bambu yang dibungkus oleh kain goni bercat hitam. Benda itu diusung oleh beberapa pria.

Sementara kera diperagakan oleh dua orang yang mengenakan kostum kera lengkap dengan topengnya. Kedua binatang tersebut dikisahkan pernah mengganggu warga .

”Dulu warga yang ketakutan kemudian berteriak ada warak, ada warak, ada si warak. Akhirnya dukuh ini dinamakan Siwarak,” kata Ketua RW setempat Saiful, seraya mengatakan jika gangguan itu sendiri berhasil dikalahkan oleh rasa kebersamaan warga.

Dia mengungkapkan, kegiatan seperti itu baru kali pertama digelar. Acara tersebut sekaligus merupakan persiapan jelang pembentukan desa wisata di wilayah itu. Pembentukan desa wisata tak lepas dari dilaksanakannya proyek Waduk Jatibarang.

Plh Lurah Kandri Akhiyat mengungkapkan, sekitar 40 hektare lahan di wilayah kelurahan yang dipimpinnya terkena proyek tersebut. Lebih dari seratus kepala keluarga di RW 2 dan 3 kelurahan itu harus kehilangan tanah yang selama ini dimiliki atau digarap.

Desa wisata digagas mengingat wilayah itu bakal menjadi salah satu kawasan yang dilewati pengunjung Waduk Jatibarang jika nantinya telah jadi.

Acara nyadran seperti kali ini diharap bisa berlangsung terus-menerus. Dengan demikian, suatu saat nanti, generasi mendatang dusun itu tetap mengetahui jika nenek moyang mereka adalah petani.

Barisan arak-arakan nyadran kemarin juga dimeriahkan dengan drum band anak dan rombongan rebana. Usai mengelilingi dusun, kegiatan dilanjutkan dengan pengajian. (Adhitia Armitrianto-39)

Sumber : Suara Merdeka

Desa Wisata Kandri, Potret Kearifan Lokal

Perasaan bangga bercampur bahagia terpancar di wajah ratusan warga berkumpul di pelataran parkiran objek wisata Gua Kreo, di Kampung Talun Kacang, Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah. Desa yang terletak di daerah perbukitan yang asri dan sejuk itu menggelar prosesi seni dan budaya dalam rangka pengukuhan Duta Desa Wisata Kandri sekaligus turut menyukseskan program Visit Jateng Year 2013.


Kebahagian warga desa menyambut perhelatan itu sangat beralasan. Keberadaan Desa Wisata Kandri merupakan inisiatif dan kesadaran warga setempat untuk menjadikan desanya sebagai desa wisata. Warga menyambut adanya pengukuhan desa wisata tersebut dengan suka cita.

Pengukuhan Duta Desa Wisata Kandri dan Duta Wisata Assosiation Internationale des Etudart En Sciences of Commerciale (AIESEC) Undip dilakukan oleh sesepuh masyarakat Desa Kandri pada akhir bulan lalu. Pengukuhan secara simbolis diberikan kepada Gilang Wahyu, President AIESEC Undip, serta Anindya Kusuma, Vice President AIESEC Undip, yang juga runner-up Putri Indonesia Jateng 2011.

AIESEC adalah organisasi mahasiswa terbesar di dunia yang aktif di 1.700 universitas di 110 negara dan teritori. Anggota AIESEC Undip berjumlah sekitar 200 mahasiswa. Organisasi ini bertujuan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), kepemimpinan, dan fasilitator di bidang seni serta budaya Kota Semarang melalui pertukaran pelajar.

Kegiatan yang diselengarakan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pandanaran Desa Wisata Kandri ini dalam rangka mempromosikan diri sebagai desa wisata dengan keragaman wisata, kesenian tradisonal, kuliner, kearifan lokal, objek wisata sejarah, dan Waduk Jadibarang. Pengukuhan dimeriahkan dengan sejumlah atraksi seperti tari tradisonal, musik lesung oleh wanita kandri, wayang kulit.

"Kegiatan untuk nguri-uri budaya Jawa. Ini sepatutnya dilestarikan dan kita terus meningkatkan kesenian dan keterampilan yang ada. Diharapkan, ke depan, dengan terealisasinya desa wisata, perekonimian warga Kandri bisa terangkat dan masyarakat bisa hidup sejahtera," kata Ketua Pokdarwis Pandanaran, Syaiful Ansori.

Menurut Syaiful, perhelatan ini menampilkan kearifan lokal yang dimiliki seperti musik lesung. Dahulu jika menumbuk padi pakai alu dan lesung. Warga tetap membudayakan penggunaan lesung ini agar dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara," ujar dia.

Desa wisata Kandri siap menerima wisatawan walaupun perlu pendampingan untuk melengkapi infrastruktur yang ada. Desa wisata Kandri merupakan satu dari 115 desa wisata yang ditargetkan Pemprov Jateng untuk menjadi desa wisata guna menyukseskan Visit Jateng 2013. henri pelupessy/N-1
Sumber Artikel : Koran Jakarta

DESA WISATA: Jateng Kembangkan 67 Desa Wisata

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun ini akan mengembangkan sebanyak 67 desa yang potensial di wilayahnya, untuk dijadikan kawasan desa wisata guna peningkatan kujungan wisatawan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan pengembangan sebanyak 67 desa wisata tersebut mendapatkan alokasi dana dari Kemenparekraft sebanyak Rp5,3 miliar.
“Pengembangan desa wisata ini untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah, apalagi dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat baik, terlihat dari alokasi bantuan dan pengembangan yang juga mengalami peningkatan. Tahun ini Rp5,3 miliar, tahun lalu hanya sekitar Rp4,6 miliar,” tuturnya, Jumat (05/4/2013).
Menurutnya, desa wisata mulai menjadi trend pariwisata tahun ini, dan secara total ada sekitar 115 desa wisata yang telah dikembangkan hingga saat ini di Jateng, seperti diantaranya Desa Karang Banjar Kabuoaten Purbalingga, yang pernah menjadi desawisata terbaik tingkat nasional pada 2010 lalu, Desa Wisata Kandri Kota Semarang, dan lainnya.
Namun demikian, kesiapan desa wisata menyambut wisatawan domestik maupun asing, masih sedikit terkendla belum seluruhnya didukung kondisi infrasruktur jalan dan sumber daya manusia (SDM) yang kurang memadai.
Meskipun, lanjutnya, hampir 35% desa wisata se-Jateng saat ini telah siap menyabut wisatawan, seperti misalnya sudah dilengkapi petunjuk arah, homestay, andong keliling desa wisata, hingga tempat arung jeram.
“Pengembangan desa wisata tidak semudah membalikkan telapak tangan, termasuk permasalahan angkutan ke arah desa wisata nantinya. Dan ini merupakan potensi yang harus terus digenjot untuk memakmurkan masyarakat desa khususnya dan mengangkat perekonomian rakyat, “ tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembina Industri Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Giarsito Sapto Putratmo mengatakan saat ini Pemkot Semarang sedang mengembangkan tiga desa, yakni satu di Kelurahan Kandri (Kecamatan Gunungpati), Kelurahan Wonolopo (Kecamatan Mijen), serta Kelurahan Nongkosawit (Kecamatan Gunungpati).
Menurutnya dengan pengembangan tiga desa wisata ini diharapkan mampu menjadi alterntif destinasi wisata yang ada di Kota Semarang selama ini selain wisata religi, wisata heritage, maupun wisata kuliner.
Apalagi, lanjutnya proyek pembangunan waduk Jatibarang yang lokasinya berdekatan dengan ketiga desa itu akan selesai dibangun, sehingga masyarakat sekitar tidak hanya akan menjadi penonton saja ketika waduk itu menjadi objek wisata baru.
“Banyak potensi yang bisa dikembangkan di desa wisata, antara lain dapat dikemas dengan wisata agro karena potensi buah-bahannya, seperti durian, rambutan, kelengkeng, atau pun kemasan potensi pertanian maupun alamnya, dan lain sebagainya,” ujarnya. (k39/rsj)
Sumber : Bisnis Jateng

GOA KREO Menyongsong Kandri Desa Wisata 2013

Goa Kreo (GOKER) Semarang  merupakan sebuah goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Mesjid Agung Demak . Ketika itu menurut legenda Sunan Kalijaga bertemu dengan sekawanan kera yang kemudian disuruh menjaga kayu jati tersebut. Kata “Kreo” berasal dari kata Mangreho yang berarti peliharalah atau jagalah. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu.



Untuk mencapai mulut Goa, pengunjung harus melewati anak tangga yang cukup banyak dan curam. Disebelah Utara Goa Kreo terdapat air terjun yang berasal dari berbagai sumber mata air yang jernih dan tidak kering meski musim kemarau panjang. Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk serta bercanda dengan kera penunggu kawasan ini, pengunjung juga bisa menikmati aliran sungai yang dingin dan segar di bagian bawah daerah ini yang sebentar lagi akan berubah menjadi waduk.
 
Kawasan Wisata Goa Kreo Semarang ini berada di Dukuh Talun Kacang, Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Monyet monyet yang ada di Goa Kreo ini adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), monyet yang ada di sini termasuk monyet yang cukup jinak, dan bisa bergaul dengan warga di sekitar Goa Kreo.
 
Di kawasan Goa Kreo Semarang ini sekarang sedang dibangun Waduk Jatibarang, yang Pembangunannya dimulai pada Oktober 2009 dengan waktu pelaksanaan selama 1.520 Hari dengan Sumber Dana dari Japan International Corporation Agency (JICA IP-534), berdasarkan data pada papan di lokasi pembangunan Waduk. Waduk Jatibarang ini berfungsi sebagai pengendali banjir di Kota Semarang, menjaga ketersediaan air minum, dan sebagai pembangkit tenaga listrik. Waduk Jatibarang ini akan memiliki luas 46,56 hektar.
 
 

Desa Kandri Semarang Miliki Duta Wisata

Semarang, ANTARA Jateng - Kelurahan Kandri, salah satu desa wisata di Kota Semarang terus meningkatkan promosi untuk menyedot wisatawan baik domestik maupun mancanegara, salah satunya dengan duta wisata.


Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pandanaran Desa Wisata Kandri Syaiful Ansori di Semarang, Jumat, mengatakan duta wisata tersebut diharapkan dapat melakukan promosi hingga mancanegara.

Pengukuhan Duta Wisata Kandri akan berlangsung di pelataran obyek wisata Goa Kreo Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati pada Minggu (27/1) sekitar pukul 09.00 WIB.

Pengukuhan Duta Wisata Kandri secara simbolis akan diserahkan kepada Gilang Wahyu, President AIESEC Undip dan Anindya Kusuma, Vice President AISEC Undip (Runner Up Putri Indonesia Jateng 2011).

AIESEC Undip merupakan organisasi mahasiswa terbesar di dunia yang aktif di 1.700 universitas di 110 negara dan teritori. Anggota AIESEC Undip berjumlah kurang lebih 200 mahasiswa, bertujuan sebagai pengembangan sumber daya manusia (SDM), kepemimpinan, serta sebagai fasilitator di bidang seni dan budaya Kota Semarang melalui pertukaran pelajar.

"Kami berharap mereka selaku duta wisata dapat mempromosikan dan mengajak wisatawan mancanegara ke Desa Wisata Kandri," katanya.

Syaiful mengatakan pengukuhan Duta Wisata Kandri akan dilakukan setelah terlebih dahulu pengukuhan Kelurahan Kandri sebagai Desa Wisata Kota Semarang.

"Kami baru menerima SK Penetapan Kelurahan Kandri sebagai Desa wisata pada 16 Januari lalu," katanya.

Kepala Bidang Pembinaan Industri Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Giarsito Sapto Putratmo menambahkan pengukuhan desa wisata dan duta wisata kandri tersebut diharapkan dapat menjadi pendukung obyek wisata Waduk Jatibarang.

Acara pengukuhan desa wisata dan duta wisata tersebut juga mengudang sekitar 50 anggota AIESEC dari berbagai kota di Indonesia dan lima negara AIESEC internasional yakni Amerika Serikat, Jepang, New Zealand, India, dan Thailand.
Sumber : Antara Jateng

Mahasiswa Aiesec Undip Ramaikan Desa Wisata Kandri

SEMARANG, suaramerdeka.com - Sedikitnya 25 orang mahasiswa yang tergabung dalam Association internationale des étudiants en sciences économiques et commerciales (AIESEC) Undip pada 29 sampai 31 Maret mendatang merasakan tinggal di Desa Wisata Kandri Goa Kreo, Gunungpati secara langsung. Mereka membaur bersama masyarakat desa itu untuk mengikuti beberapa kegiatan.
Diantaranya Jumat (29/3), bersama warga, mereka berlatih gamelan dan lesung untuk dipentaskan saat lomba musik tradisional. Tidak hanya itu mahasiswa asing juga berlatih tari untuk dipersiapkan tampil saat melakukan flasmob, dan pentas seni.
Koordinator mahasiswa Kiki, mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian project kebudayaan AISEC Undip yang juga bertujuan untuk menyukseskan Visit Jateng 2013.
Beberapa mahasiswa dari kampus lain seperti mahasiswa AIESEC STAIN Purwokerto dan Udinus juga ikut berpartisipasi untuk meramaikan acara.
"Kami juga memasak makanan tradisional dan Outbond di Sendang Jambu dan pengukuhan volunteer yang baru secara seremonial," katanya.
Mereka juga akan menggelar acara bertema "Welcome Party The Junggle" dengan memakai kostum sesuai tema tersebut dan penerangannya semuanya dari obor di halaman parkir Goa Kreo, Sabtu (30/3) malam.
Sumber : Suara Merdeka

Event Budaya di Desa Wisata Kandri

KABARSEMARANG.COM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang kembali menghidupkan Desa Wisata Kandri dengan menggelar dua event budaya , hari ini (23/2) dan besok ((24/2). Pagelaran budaya tersebut diselenggarakan guna mengukung program Ayo Wisata Ke Semarang serta Visit Jateng Year 2013.

Pada hari pertama akan digelar pentas Telpok Senthir di pelataran parker Goa Kreo Desa Wisata Kandri Gunungpati Semarang Sabtu (23/2) pukul 19.00.
Di dalamnya akan diselenggarakan pentas budaya tradisional seperti karawitan, gedhongan lesung dan kethoprak lesung,serta silaturahmi Korwil Alumni ESQ Jateng dan ceramah motivasi tim Leadership Center ESQ 165.
Garsito Sapto Putratmo, kepala Bidang Pembinaan Industri Pariwisata Disbudpar Kota Semarang, menyebutkan, acara tersebut akan menjadi menarik karena bertaburan lampu-lampu tradisional seperti petromak, senthir, obor, oncor dan lampion yang menambah keindahan suasana di malam hari.
Sedangkan keesokan harinya ditempat yang sama akan diadakan pula upacara adat budaya lokal pemindahan dan pelestarian bambu krincing, Minggu (24/2) pukul 08.00.
Acara tersebut akan dilakukan pemindahan Bambu Krincing dan disusul dengan pagelaran seni dan budaya tradisonal seperti tarian, karawitan, Lesung, dan tek-tek, serta dolanan bocah seperti Ik Ok, Egrang, Gobak sodhor, Bethik, dan sudamandah.
Menurut Giarsito, tujuan diselenggarakannya event budaya tersebut di antaranya untuk melestarikan budaya lokal di Desa Kandri yang dapat dimanfaatkan untuk potensi wisata, sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Desa Wisata Kandridan Kota Semarang pada umumnya.
Selain itu, sejumlah acara tersebut diselenggarakan guna memberikan kesejahteraan kepada masyarakat setempat dalam hal pemberdayaan masyarakat, kata dia.
Untuk itu pihaknya berharap, baik dari masyarakat Kota Semarang maupun dari luar kota dapat mendukung, dating, memeriahkan dan menyaksikan acara-acara tersebut. (humas pemkot semarang/ks)

Pasar Krempyeng Desa Wisata Kandri Disambut Antusias

Sedikitnya 25 orang warga ikut meramaikan pasar krempyeng dengan berjualan menjajakan makanan kuliner khas Desa Wisata Kandri yang diberinama Pasar Krempyeng Ringin Desa Wisata Kandri di depan gapura pintu masuk RW 1 Kelurahan Kandri Gunungpati, Minggu (31/3). Mereka menjajakan berbagai macam kuliner makanan atau jajan pasar khas Desa Wisata Kandri, mulai dari arem-arem, roti kering, getuk goreng, dodol, tape kreo, wingko, keripik ketela yang diberinama sikela hot.

Ada juga kuliner dari bahan singkong yang diolah menjadi roti brownis, nastar, roti kering, tiwul instan. Semua aneka makanan ini terbuat dari bahan lokal yakni ketela. Bahkan, daun singkong juga dibuat stik dan keripik yang diberinama teoke. Tidak hanya makanan, di pasar itu juga dijual barang-barang seperti lukisan, pakaian, dan batik khas goa kreo.

Ketua Asosiasi Kuliner Mekarsari, Masduki menyatakan, pasar Krempyeng ini untuk memperlihatkan aneka jenis olahan kuliner masing-masing. Mereka mulai berjualan dari pukul 05.00-09.00 pagi, dan paling banyak dicari roti dan getuk goreng.

Pasar yang disetting seperti stan-stan makanan itu, nampak ramai oleh pembeli yang mencari sarapan dan makanan ringan. Bahkan, suasana pagi itu semakin semarak dengan aksi senam poco-poco dari mahasiswa AISEC Undip bersama warga yang ikut olahraga pagi.

Diharapkan pasar ini bisa menjadi kegiatan rutin untuk menggerakkan ekonomi warga, sekaligus masyarakat bisa memajukan Desa Wisata Kandri sebagai desa tujuan wisatawan baik domestik dan mancanegara.

Lesung Pererat Kerjasama Akpol-Desa Wisata Kandri

SEMARANG, suaramerdeka.com - Penyerahan secara simbolis lesung dan alu yang biasa dipakai petani untuk menumbuk padi, menjadi wujud semakin mantabnya kerjasama antara penggiat desa wisata dengan institusi pendidikan Akademi Kepolisan.

Ditempatkannya Kompleks Akpol sebagai salah satu destinasi wisata di Semerang, membuat berbagai kalangan seperti Desa Wisata Kandri, Kecamatan Gunungpati menggalang kerjasama.
"Kesenian Lesung yang selama ini nyaris tidak berkembang, bahkan mulai punah, adalah satunya yang berkembang di Kandri. Maka dengan penyerahan lesung ini kerjasama budaya bisa semakin kuat," kata G Saptoputratmo, pembina desa wisata Disbidpar Kota di Gedung Serba Guna Akpol Semarang, Rabu (10/4).
Diterima oleh Gubernur Akpol Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo, penyerahan simbolisme itu menjadi bagian terpenting dari pengembangan kompleks Akpol sebagai salah satu destinasi wisata di Semarang.
Lesung sepanjang 4 meter itu terbuat dari kayu; dilengkapi dengan alu, sebagai sarana pemukulnya.
Tradisi musik lesung berkembang seiring dipakainya alat ini untuk menumbuk padi. Jika dimainkan dengan irama, maka akan menimbulklan bunyi yang indah.
"Tapi jauh sebelumnya kami juga telah mengadakan pelatihan membantik di kalangan mahasiswa STIK - PTIK di desa wisata Kandri. Hasil karya dari pelatihan itu juga kami serahkan pada siang hari ini," kata Sapto Putratmo.
Sumber : Suara Merdeka

Wayang Kulit Awali Gerakan Desa Wisata Kandri

SEMARANG, KOMPAS.com - Pergelaran wayang kulit yang dijadwalkan pada tanggal 16 Februari 2013 di Desa Wisata Kandri, Kota Semarang akan menjadi gerakan awal untuk menarik wisatawan dalam program Visit Jateng Year 2013.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Pandanaran, Syaiful Ansori di Semarang, Minggu (27/1/2013), mengatakan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo yang menyelenggarakan wayang kulit di desa wisata tersebut. "Pergelaran wayang kulit tersebut juga bagian dari ungkapan rasa terima kasih Pak Gubernur kepada masyarakat yang melepaskan tanahnya untuk pembangunan Waduk Jatibarang dan Kandri menjadi desa wisata," katanya.

Syaiful berharap dari pergelaran wayang kulit tersebut, Desa Wisata Kandri dapat lebih dikenal luas. Apalagi saat ini Desa Wisata Kandri terus berupaya menggenjot promosi daerah, di antaranya dengan mengukuhkan duta wisata.
"Soal kesiapan sebagai desa wisata, kami sangat siap menerima wisatawan meskipun masih ada perlu pendampingan, seperti untuk melengkapi infrastruktur yang ada," katanya.

Syaiful menjelaskan bahwa masing-masing rukun warga (RW) di Desa Wisata Kandri terdapat potensi wisata masing-masing yang dapat menjadi daya tarik wisatawan.

Di RW 1 diatur sebagai daerah wisata edukasi karena banyak sekali pondok pesantren, RW 2 lebih dikedepankan sebagai wisata alam, RW 3 untuk wisata budaya, seperti wayang orang, wayang suket, tari gambyong, dan tari semarangan. Kemudian, RW 4 untuk wisata kuliner.

"Untuk wisata kuliner ada banyak pilihan makanan berbahan baku singkong, seperti wingko singkong, tape, dan prol tape," kata Syaiful Ansori. 
 Sumber : Kompas.com